Pages

Jumat

Translasi Mata Uang Asing

Latar Belakang

Translasi berbeda dengan konversi. Konversi adalah pertukaran fisik antara valuta dengan valuta lain. Sedangkan translasi hanyalah perubahan sederhana, misalnya ketika sebuah neraca yang tadinya dibuat dalam Rupiah Indonesia kemudia disajikan kembali dalam bentu Dollar AS, namun tidak terjadi translasi secara fisik dan tidak ada transaksi yang dapat dihitung seperti pada konversi. Dalam penyusunan laporan keuangan, penyususan laporan keuangan tidak dapat begitu saja menjumlahkan dollar dengan rupiah atau mata uang lainnya untuk mendapatkan sebuah hasil akhir. Oleh karena itu, diperlukan pemilihan satu mata uang dari induk perusahaan. Dengan demikian tranaslasi merupakan proses untuk menjabarkan pos-pos laporan keuanagn dari mata uang asing ke dalam laporan keuangan.
Saldo – saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestik berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para individu, dan pedagang professional.
Mekanisme yang digunakan untuk mentranslasi saldo-saldo valuta asing kedalam valuta domestik yang ekuivalen adalah kurs valuta asing, yaitu harga satu unit valuta yang ditunjukkan kedalam valuta lain. Transaksi-transaksi yang terjadi  di pasar "spot", "forward", atau "swap". Valuta yang dijual atau dibeli di spot biasanya mesti dikirim segera yaitu dalam 2 hari bisnis. Misalnya departmen Amerika yang ada di Frankfurt akan membeli dan segera menerima mark Jerman dengan membayar kurs spot dalam Dollar. Nilai tukar pasar spot dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor tersebut adalah perbedaan tingkat inflasi antara 2 negara yang bersangkutan, perbedaan suku bunga nasional, dan kekuatan permintaan dan penawaran yang kompleks yang dipengaruhi oleh harapan terhadap pergerakan kurs di masa depan.
Terkadang sulit dibedakan antara konversi dan translasi oleh karena itu, penting untuk mengetahui teorinya agar dapat membedakan dalam praktinya. Perusahaan di Indonesia tidak hanya melakukan transaksi dengan perusahaan lokal akan tetapi juga melakukan transaksi internasional bahkan ada yang membuka cabang di negara lain ataupun melakukan merger dengan perusahaan luar negeri. Sehingga diperlukan pengetahuan mendalam mengenai translasi dan konversi.

Landasan Teori

Pengertian Translasi atau Translation adalah proses pernyataan kembali informasi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lain. Isu kurs dikombinasikan dengan berbagai metode translasi yang dapat digunakan dan perlakuan “Laba/Rugi” translasi yang berbeda membuat perbandingan hasil-hasil laporan keuangan dari satu perusahaan ke perusahaan lain atau perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda menjadi hal yang sulit.
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan. 
Metode translasi mata uang asing
1.      Metode Nilai Tukar Tunggal
      Metode ini mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan atau harga saat ini, terhadap semua saham dan mata uang asing. Pendapatan dan beban mata uang asing secara umum ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut diakui.
2.      Metode Nilai Tukar Ganda
Metode nilai tukar ganda mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses translasi mata uang asingnya
3.      Metode Current - Non Current
Pada metode  current moment, asset lancer yang dimiliki anak perusahaan pada saat itu (contoh, asset yang biasanya bisa dikonversikan ke kas dalam satu tahun) dan utang lancar (kewajiban yang jatuh tempo dalam satu tahun) ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan mereka pada laporan keuangannya dengan kurs saat ini. Aset dan kewajiban non current ditranslasikan pada kurs historis. Item laporan laba rugi (kecuali untuk biaya depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan pada aplikasi tingkat rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata dasar tambahan yang mencakup seluruh periode dilaporkan. Biaya depresiasi dan amortisasi ditranslasikan pada kurs historis dengan pengaruh saat modal yang dimiliki didapatkan.
4.      Metode Moneter – Non Moneter
Metode moneter-nonmoneter juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang asing yang sesuai. Asset dan kewajiban moneter (contoh, klaim dan kewajiban untuk membayar sejumlah tagihan dengan mata uang dimasa yang akan datang) ditranslasikan dalam kurs saat ini. Item nonmoneter (asset tetap, investasi jangka panjang dan persediaan) ditranslasikan dalam kurs historis. Item laporan laba rugi ditranslasikan dengan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep current-nonncurrent.
5.      Metode kurs sementara
Metode kurs sementara merupakan translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang dihitung. Hal tersebut hanya mengubah unit perhitungan saja. Pada metode kurs sementara, item moneter seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan dalam kurs nilai saat itu. Item nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjada dasar perhitungan awal. Secara spesifik, asset yang dihitung harga perolehannya pada laporan dengan mata uang asing ditranslasikan pada kurs historis.

Pembahasan

Pengertian Translasi Mata Uang Asing
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan
Dalam translasi mata uang asing terdapat beberapa istilah yaitu:
a.       Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
b.      Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
c.       Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
d.      Kontrak pertukaran forward, merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
e.       Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
f.       Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
g.      Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
h.      Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
i.        Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.

Alasan – Alasan Melakukan Translasi
Adapun beberapa alasan mengapa transalasi harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      Agar para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri.
2.      Translasi mata uang asing merupakan tantangan bagi perusahaan multinasional untuk menyediakan pengungkapan informasi keuangan, karena banyak metode translasi yang dapat digunakan yang menyebabkan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi.
3.      Translasi juga dapat digunakan untuk memberikan kemudahan bagi pembaca laporan keuangan, praktek ini sering disebut sebagai translasi kemudahan (Confenience).
4.      Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan yang menyebabkan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari sutau periode ke periode lain sulit dilakukan.
5.      Untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri.
6.      Meluasnya peningkatan kebutuhan untuk menyampaikan informasi akuntansi mengenai suatu perusahaan yang berdomisili di satu negara kepada pengguna di negara lain, yang timbul dengan tujuan untuk mencatatkan sahamnya di suatu bursa efek luar negeri, melakukan akuisisi atau usaha patungan dengan pihak asing, atau ingin mengomunikasikan hasil operasi dan posisi keuangan kepada para pemegang saham asingnnya.

Efek LAporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Terdapat tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik, yaitu:
1.      Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
2.      Kurs historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
3.      Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.
Transalasi mata uang mempunyai beberapa 2 metode yaitu :
1.      Metode Kurs Tunggal (Single Rate)
2.      Metode Kurs Berganda (Multiple Rate).
a.       Metode Berlaku-Historis
b.      Metode Moneter-NonMoneter
c.       Metode Temporal

Keuntungan dan kerugian Translasi Mata Uang
Keuntungan atau kerugian translasi harus diperlakukan dari sudut pandang mata uang local sebagai penyesuaian terhadap ekuitas pemilik. Jika mata uang pelaporan induk perusahaan merupakan unit pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan (sudut pandang induk perusahaan), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan atau kerugian translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan melihat anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya. Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi asing dalam mata uang domestic dan harus diakui. Berikut beberapa keuntungan dan keugian translasi mata uang :
1.      Penangguhan.
2.      Penangguhan dan amortisasi.
3.      Penangguhan sebagian.
4.      Tidak ada penangguhan.

Pengembangan Akuntansi Dalam Translasi Mata Ung Asing
Beberapa perspektif historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara Amerika, sebagai berikut:
1.      Pra-1965 > Praktik translasi mata uang asing masih dipandu oleh BAB 12 dari Accounting Research Bulletin No. 43.
2.      1965-1975 > Translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini diperbolehkan setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
3.      1975-1981 > FASB mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975.
4.      1981-Sekarang > FASB mengeluarkan Satetement of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.

Gambaran Standar No. 52/ Standar Akuntansi Internasional 21
1.      Translasi saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional
Prosedur kurs saat ini yang digunakan adalah:
a.       Seluruh asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs historis.
b.      Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada waktu transaksi, walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk kelayakan.
c.       Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan pemegang saham yang terpisah. Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi hingga operasional luar negeri telah terjual atau investasi telah diputuskan tidak bernilai.
2.      Translasi saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
a.      Aset dan kewajiban serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada saat laporan keuangan; item nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan pada kurs historis.
b.      Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali item yang berhubungan dengan item nonmoneter (contoh: biaya penjualan dan beban depresiasi), yang ditranslasikan menggunakan kurs historis.
c.       Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing direfleksikan dalam pendapatan lancar.
3.      Translasi saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional
Usaha gabungan asing mungkin akan tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata uang asing saat mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi ini, laporan keuangan akan dihitung ulang dari mata uang local ke dalam mata uang fungsional (metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan metode kurs saat ini.
4.      Permasalahan Perhitungan
a.      Perspektif Laporan
b.      Harga Perolehan
c.       Konsep Pendapatan
d.      Laba Terkelola

Kesimpulan

Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi. Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Dalam melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestic dapat digunakan 3 nilai tukar yaitu antar lain kurs rata-rata (average), kurs historis (historical), dan Kurs kini (current).
Berdasarkan Gambaran Standar No.52/Standar Akuntansi Internasional 21, translasi mata uang asing dapat terjadi pada tiga keadaan, diantaranya adalah translasi saat mata uang lokal adalah mata uang fungsional, translasi saat mata uang induk perusahaan adalah mata uang fungsional, translasi saat mata uang asing adalah mata uang fungsional. Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya.

Daftar Pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar