Bagi
Indonesia, implikasi dari perdagangan bebas adalah pentingnya upaya untuk
membuka ketertutupan usaha, peluang, dan kesempatan, terutama bagi usaha
koperasi yang menjadi salah satu pola usaha ekonomi rakyat. Hal ini menjadi
sangat penting karena produk yang dihasilkan dari Indonesia harus berkompetisi
secara terbuka tidak hanya di pasar dalam negeri, melainkan juga di luar
negeri/pasar internasional.
Dengan
adanya keterbatasan yang menjadikan koperasi untuk sulit berkembang
memotifasikan saya untuk mencari strategi dalam menjalankan koperasi agar dapat
berkembang. Dalam hal ini strategi yang saya maksudkan adalah strategi dalam
manajemen khusunya dengan menggunakan strategi SWOT.
SWOT
(Strength,Weakness,Opportunity,Threat) merupakan metode perencanaan strategis
yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari
spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis
SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam perumusan strategi
SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi
nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
A. Arti Penting Analisis SWOT
Analisis
lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perencanaan strategi
perusahaan dalam menentukan peluang maupun ancaman terhadap perusahaan itu
sendiri. Dari hasil analisis tersebut perusahaan dapat mendiagnosis lingkungan
dan mengambil suatu kebijaksanaan strategis yang berdasarkan keunggulan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Pentingnya analisis lingkungan ini
diuraikan Glueck dan Jauch (1994 : 91) sebagai berikut : Manajer perlu menyimak
informasi lingkungan untuk :
1.
Menentukan apa saja faktor dalam
lingkungan yang akan merupakan kendala terhadap pelaksanaan strategi dan tujuan
perusahaan yang sekarang.
2.
Menentukan apa saja faktor dalam
lingkungan yang akan memberi peluang pencapaian tujuan yang lebih besar dengan
cara menyesuaikan dengan strategi perusahaan. Juga penting bahwa analisis perlu
mengenali resiko yang melekat padanya yang berkenan dengan percobaan untuk
mengambil keuntungan dari peluang. Seperti yang telah diketahui bahwa ”peluang
tanpa kemampuan jalan menuju kehancuran”. Biasanya selalu terdapat ancaman
dalam setiap peluang.
B. Langkah-Langkah Dalam Analisis SWOT
Analisis
SWOT yang didapat dari analisis ekstern maupun lingkungan intern dilakukan melalui beberapa langkah yang dapat dilihat
dalam kerangkan konseptual. Adapun kerangka konseptual untuk analisis SWOT
menurut Sunarto (1994 : 34)
C. Pengembangan Koperasi Dengan Analisis SWOT
Kotler
(1997 : 399) memberikan penjelasan tentang mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan perusahaan sebagai berikut : analisis internal merupakan proses
dengan mana perencanaan strategi mengkaji pemasaran, penelitian dan
pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan, serta
faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana perusahaan mempunyai
kemampuan yang penting, sehingga perusahaan memanfaatkan peluang dengan cara
yang paling efektif dapat menangani ancaman didalam lingkungan.
Sedangkan
faktor tertentu dalam lingkungan eksternal dapat menyediakan dasar-dasar bagi
menejer untuk mengantisipasi peluang dan merencanakan tanggapan yang tepat
sesuai dengan peluang yang ada, dan juga membantu manajer untuk melindungi
perusahaan terhadap anacaman atau mengembangkan srategi yang tepat yang dapat
merubah ancaman menjadi bermanfaat bagi perusahaan. Pengembangan koperasi dalam
analisis SWOT menurut Freddy Rangkuti (1997) sub-sub bagian dari analisis SWOT
meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dengan berbagai indikator.
1.
Kekuatan dengan indikator :
a. Telah
memiliki badan hukum.
b. Stukur
organisasi yang sesuai dengan eksistensi koperasi.
c. Keanggotaan
yang terbuka dan sukarela.
d. Resiko
kekurangan pelanggan cukup kecil.
e. Biaya
rendah.
f. Kepengurusan
yang demokratis.
g. Banyaknya
unit usaha yang dikelola.
2.
Kelemahan dengan indikator :
a. Lemahnya
stuktur permodalan koperasi
b. Lemahnya
dalam pengelolaan/manajemen usaha.
c. Kurang
pengalaman usaha.
d. Tingkat
kemampuan dan profesionalisme SDM koperasi belum memadai.
e. Kurangnya
pengetahuan bisnis para pengelola koperasi.
f. Pengelola
yang kurang inovatif.
g. Kurangnya
pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang usaha yang dilakukan.
h. Kurang
dalam penguasaan teknologi.
i.
Sulit menentukan bisnis inti.
j.
Kurangnya kesadaran anggota akan hak dan
kewajibannya (partisipasi anggota rendah).
3.
Peluang dengan indikator:
a. Adanya
aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh pemerintah.
b. Undang-Undang
nomor 25 tahun 1992, memungkinkan konsolidasi koperasi primer ke dalam koperasi
sekunder.
c. Kemauan
politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan masyarakat untuk
lebih membangun koperasi.
d. Kondisi
ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi.
e. Perekonomian
dunia yang makin terbuka mengakibatkan makin terbukanya pasar internasional
bagi hasil koperasi Indonesia.
f. Industrialisasi
membuka peluang usaha di bidang agrobisnis, agroindustri dan industri pedesaan
lainnya.
g. Adanya
peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi.
h. Adanya
investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi.
i.
Potensi daerah yang mendukung dalam
pelaksanaan kegiatan koperasi.
j.
Dukungan kebijakan dari pemerintah.
k. Undang-Undang
nomor 12 tahun 1992, tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi
usaha koperasi.
l.
Daya beli masyarakat tinggi.
4.
Ancaman dengan indikator :
a. Persaingan
usaha yang semakin ketat.
b. Peranan
Iptek yang makin meningkat.
c. Masih
kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama dengan pelaku ekonomi lain dan
antar koperasi.
d. Terbatasnya
penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi.
e. Kurangnya
kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi serta kurangnya kepedulian
dan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.
f. Pasar
bebas.
g. Kurang
memadainya prasarana dan sarana yang tersedia di wilayah tertentu, misalnya
lembaga keuangan, produksi dan pemasaran.
h. Kurang
efektifnya koordinasi dan sinkronasi dalam pelaksanaan program pembinaan
koperasi antar sektor dan antar daerah.
i.
Persepsi yang berbeda dari aparat
pembina koperasi.
j.
Lingkungan usaha yang tidak kondusif.
k. Anggapan
masyarakat yang masih negatif terhadap koperasi.
l.
Menurunnya daya beli masyarakat.
Tak
dapat kita pungkiri bahwa masyarakat secara keseluruhan telah merasakan
perekonomian globalisasi melalui perdagangan bebas. Berbagai kesepakatan ,
jalinan kerjasama, perjanjian multilateral, berbagai kelompok negara maju dan
berkembang, penyatuan mata uang, dan lain-lain, merupakan suatu wujud dari
lintas batas geografis-regional menuju pada kepentingan ekonomi internasional
yang tak terhindarkan.
Jika
dalam suatu koperasi tidak memiki strategi SWOT salam menjalankan manajemennya maka
dapat dipastikan koperasi tersebut tidak akan terkendalikan dan haya akan
membuat kerugian untuk koperasi itu sendiri. Oleh sebab itu sebaiknya koperasi
memiliki strategi manajemen SWOT agar supaya dapat mengendalikan Koperasi itu
sendiri di lihat dari berbagai aspek yaitu : kekuatan, kelemahan, kesempatan,
dan ancaman.
D. Kesimpulan:
`Pengembangan koperasi dengan
menggunakan analisis SWOT :
1.
Iindikator kekuatan dan Indikator peluang yang telah
diuraikan diatas dapat membantu pengurus dan pengelola untuk
mengimplementasikannnya dalam rangka pengembangan dan keberhasilan koperasi.
2.
Unsur-unsur kelemahan yang ada supaya mendapat
perhatian yang serius baik oleh pengurus dan pengelola maupun oleh para
anggota, sehingga resiko yang timbul akibat dari kelemahan-kelemahan tersebut
dapat diminimalisasikan sehingga keberhasilan dan pengembangan koperasi dapat
tercapai.
3.
Perlu bagi pengurus dan pengelola untuk dapat
mengantisipasi ancaman agar dapat hidup dan berkembang serta dapat mewujudkan
keberhasilan yang diharapkan
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar